Selasa, 12 Februari 2008

Mengapa Islam Turun di Mekkah..?

Jika Anda ingin menyampaikan pesan-pesan kepada orang banyak di lapangan terbuka, apa yang harus Anda lakukan? Tentu, Anda harus berdiri di tengah-tengah mereka, agar pesan Anda didengar secara merata oleh mereka. Di samping Anda harus berbicara lemah-lembut, berpenampilan penuh simpatik dan daya tarik, agar pesan-pesan Anda diterima dengan baik oleh mereka.

Islam, agama yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw turun di jazirah Arab, tepatnya kota Mekah, kota yang sebelumnya di kenal sebagai tempat kelahiran Nabi Isma'il as. Mungkin ada yang bertanya, mengapa Islam turun di Mekah, jazirah Arab? Dan mengapa Islam pertama kali disampaikan kepada bangsa Arab? Dua pertanyaan ini oleh segelintir orang yang terpengaruh dengan filsafat Marxisme dialektis dan para pengagum orientalis telah dieksploitasi secara tidak beradab sebagai bahan mediskreditkan Islam dan menuduh para pembawanya yang pertama sebagai orang yang berambisi kekuasaan duniawi.

Di sini rupanya ada rahasia ilahi, Islam diturunkan di Mekah, tepatnya di jantung peta semenanjung Arabia. Berbeda dengan agama-agama samawi lainnya, yang tidak diturunkan di Mekah. Kalau kita berfikir sejenak, sedikit demi sedikit. Seperti kita maklumi, sebelum Nabi Muhammad saw, Allah telah menurunkan beberapa orang bahkan ratusan para rasul, yang duapuluh lima orang di antaranya harus kita ketahui. Masing-masing rasul itu diberi tugas untuk menyampaikan risalah Allah kepada kaum mereka masing-masing. Dan mereka memang benar-benar telah melaksanakan tugas yang mulia itu. Hanya saja, meski agama yang diturunkan oleh Allah melalui mereka itu datang dalam keadaan bersih tanpa noda, seiring dengan perjalanan sejarah, ajaran-ajaran agama itu akhirnya disentuh oleh tangan-tangan perubahan, tahrif, dan bahkan pemalsuan. Akhirnya, agama-agama samawi itu tampak ke permukaan dengan wajah yang bukan aslinya, karena telah diselewengkan oleh para penganutnya sendiri.

Allah Maha Bijaksana dan Maha Indah dalam segala perbuatan-Nya. Islam sebagai agama terakhir berbeda dengan agama-agama samawi sebelumnya. Agama-agama samawi sebelumnya, diturunukan oleh Allah membawa missi untuk kaum-kaum tertentu di mana sang nabi itu berada. Sedang Islam, membawa missi Allah untuk seluruh umat manusia, tidak tertentu bangsa Arab. Karena demikian, tentu missi ini harus dengan mudah sampai ke telinga umat manusia di seluruh penjuru dunia. Nah, dengan kemahabijaksanaan-Nya, Allah mengatur sedemikian indah, tempat di mana agama ini akan diturunkan, agar segera diterima oleh mereka.

Kalau kita lihat secara geografis, jazirah Arab terletak di tengah-tengah peta perhubungan dunia. Dari segala penjuru, jazirah ini menghubungkan jalur perdagangan antar benua. Pada waktu itu, ketika Nabi saw diutus, ia menempati posisi tengah antara kekuatan dua negara super power pada waktu itu, yaitu Persia dan Romawi. Persia, di belakangnya berdiri agama Mazdak dan Zaradesyt dengan didukung oleh filsafat India yang lebih menekankan pada aspek irrasional dan hayalan-hayalan semu. Sedangkan Romawi membawa missi agama Nasrani yang di belakangnya berdiri peradaban Yunani dengan filsafatnya yang lebih mengedepankan aspek-aspek rasional. Nah, dengan letaknya di tengah-tengah peta perhubungan dunia internasional ini, Islam yang membawa missi kepada seluruh umat manusia, akan dengan mudah sampai ke seluruh penjuru dunia.

1 komentar:

Admin mengatakan...

luamayan masuk akal gan,,mohon ijin share...