Selasa, 12 Februari 2008

Navigator Muslim temukan Amerika sebelum Colombus

Dalam pelayaran selama 30 hari, Christhoper Columbus menemukan Benua Amerika pada 1942. Penjelajahan itu ia mulai dari Spanyol atas dukungan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella. Columbus menyebut benua itu dengan “Dunia Baru”.

Berkat kerjasama Columbus dengan penguasa Spanyol itu, terjadilah pengeropaan Benua Amerika. Nama Amerika sendiri diadopsi dari nama penjelajah Italia, Amerigo Vespucci, salah satu teman Columbus dalam penjelajahan itu. Vespucci menulis kisah penjelajahan yang ia lakukan dalam narasi yang sangat memukau. Sehingga benua baru itu identik dengan namanya.

Sebetulnya, sebelum Columbus, orang Islam telah terlebih dahulu menemukan Amerika. Jauh-jauh hari sebelum Ferdinand dan Isabella mengusir muslimin dari Spanyol, sekelompok penjelajah muslim Andalusia telah sampai di benua Amerika. Mereka berlayar dari Spanyol ke arah barat selama 12 hari mengarungi Samudera Atlantik. Dalam masa itu, mereka tidak menemukan apa-apa. Akhirnya, mereka membelokkan arah kapal ke selatan dan mengarungi laut selama 12 hari lagi. Mereka hanya menemukan sebuah pulau tak berpenghuni. Di situ hanya ada biri-biri berdaging pahit, tidak bisa dimakan.

Mereka terus berlayar selama 12 hari lagi ke selatan, sehingga menemukan sebuah pulau berpenghuni. Mereka sempat menemui penguasa pulau tersebut dan berhubungan dengannya.

Dengan melakukan pelayaran dari Spanyol dalam masa 36 hari ke arah barat lalu ke selatan, para penjelajah muslim tersebut diyakini telah sampai ke Amerika Tengah. Orang-orang yang mereka temukan di benua itu adalah suku Indian yang sudah ribuan tahun menghuni Amerika.

Kisah penjelajahan ini banyak ditulis oleh para geographer muslim, termasuk di antaranya adalah al-Syarif al-Idrisi.

Dairat al-Ma’arif al-Faransa (Ensiklopedi Prancis) menyebutkan bahwa sebelum menjelajahi Amerika, Columbus mempelajari buku-buku geografi yang telah ditulis oleh para ilmuwan muslim pada masa keemasan Islam di Andalusia. Ketika Dinasti Bani Ahmar, pemerintahan terakhir muslimin di Andalusia, berhasil ditaklukkan oleh pasukan Kristen, Ferdinand dan Isabella melakukan kristenisasi besar-besaran di Spanyol. Khazanah-khazanah perpustakaan muslimin juga jatuh ke tangan mereka. Karya-karya inilah yang kemudian dibaca oleh Columbus.

Berkat penjelajahan yang dilakukan Columbus ini, kerajaan Spanyol, Prancis, Portugal dan Inggris, akhirnya berebut untuk melakukan invasi ke Dunia Baru.

Invasi itu menyebabkan Benua Amerika mengalami peng-eropa-an besar-besaran. Suku kulit putih menguasai sebagian besar tanah dan agama Kristen Protestan menjadi agama mayoritas terutama di Amerika Utara yang menjadi koloni Inggris.

Jasa umat Islam dalam menemukan Benua Amerika sangat besar. Selain menyumbangkan karya-karya geografi tentang Amerika yang ditulis pada Abad Pertengahan, para penjelajah muslim juga dijadikan sebagai pemandu arah kapal oleh orang-orang Spanyol dan Portugal saat mereka melakukan invasi ke benua baru itu.

Sebagian penganut agama Islam di Amerika sekarang ini diyakini merupakan keturunan dari para pemandu kapal tersebut. Dan sebagian yang lain adalah para imigran dan keturunan orang-orang kulit hitam yang diangkut oleh Eropa untuk dijadikan budak. Diperkirakan sekitar 5 persen dari budak-budak itu adalah para pemeluk Islam di Afrika Utara.

Jumlah muslimin di Benua Amerika cukup besar. Di Amerika Serikat misalnya, Islam adalah agama terbesar setelah Kristen Protestan. Muslimin di Amerika Serikat lebih banyak dibanding Yahudi meskipun mereka mempunyai pengaruh politik yang sangat kuat di Amerika. Sedangkan Kristen Protestan menjadi agama mayoritas karena Amerika adalah bekas koloni Inggris yang menjadi pelopor utama tersebarnya agama Kristen Protestan.

Tidak ada komentar: